Jika pada suatu benda, baik yang
berwujud padat, cair, ataupun gas bekerja suatu gaya maka benda tersebut
mengalami perubahan bentuk atau ukuran. Dibandingkan dengan zat cair, zat padat
lebih keras dan lebih berat. Karena molekul – molekul zat padat tersusun rapat
sehingga ikatan diantara mereka relatif kuat. Inilah sebabnya mengapa zat padat
relatif sukar dipecah– pecah dengan tangan.Sebagai contoh, untuk membelah kayu
diperlukan alat lain dan gaya yang besar. Setiap usaha untuk memisahkan molekul
– molekul zat padat, misalnya tarikan
atau tekanan, akan selalu dilawan oleh
Sebuah
karet gelang yang kita rentangkan, jika kita lepaskan akan kembali ke bentuknya
semula. Sifat sebuah benda yang dapat kembali ke bentuknya semula seperti itu
disebut elastisitas.
Benda
– benda yang memiliki elastisitas, misalnya karet, baja, dan kayu, disebut benda elastic. Sebaliknya, benda – benda yang tidak
memiliki sifat elastis, misalnya plastisin, lumpur dan tanah liat disebut benda plastik. Setiap bahan memiliki batas elastisitas yang
berbeda – beda. Pengetahuan akan batas elastisitas untuk bermacam – macam bahan
sangat penting bagi para ahli bangunan dan para ahli arsitek, karena penggunaan
yang tidak tepat, misalnya batas elastisitasnya rendah akan membahayakan
struktur bangunan.
TEGANGAN DAN REGANGAN
Gambar di atas memperlihatkan sebuah benda elastis yang berbentuk batang
dengan panjang l dan luas penampang
A, ditarik dengan gaya F searah dengan memanjangnya batang hingga bertambah
panjang ∆l. Dalam keadaan itu batang
mengalami tegangan.
Tegangan atau stress didefinisikan sebagai
perbandingan antara gaya yang bekerja pada benda dan luas penampang benda.
Secara matematis dirumuskan :
s =
Dimana :
s = tegangan / stress ( N/m)
F = gaya (N)
A = luas
penampang (m)
Perbandingan antara pertambahan panjang batang dan panjang mula– mula
disebut regangan atau strain.
Secara matematis dirumuskan :
s =
Dimana :
ε =
regangan / strain
∆ l = pertambahan panjang (m)
l = panjang mula – mula (m
)
Besarnya gaya untuk menghasilkan tegangan
dan regangan tiap – tiap benda pada umumnya berbeda, tergantung pada jenis dan
sifat benda. Perbandingan antara tegangan dan regangan benda disebut modulus
elastisitas atau modulus Young dan dinyatakan dengan simbol E. Dirumuskan :
E = E =
atau
Dimana :
E = modulus Young (N/m)
F =
gaya (N)
L = panjang mula – mula (m)
∆l =
pertambahan panjang (m)
A =
luas penampang batang (m)
Tabel Modulus Young beberapa bahan
Bahan |
E(… x 10 |
Aluminium Kuningan Tembaga Besi tuang Timbal Baja |
7 9 10 – 12 8 – 10 1,5 19 - 20 |
Contoh Soal
HUKUM HOOKE
Hubungan antara gaya yang meregangkan pegas dan pertambahan
panjangnya pada daerah elastisitas pertama kali diselidiki oleh Robert Hooke (1635 – 1703). Hasil
penyelidikannya dinyatakan dalam sebuah hukum yang kemudian dikenal sebagai hukum Hooke.
Pada
daerah elastisitas, besar gaya F yang meregangkan pegas sebanding dengan
pertambahan panjangnya (x). Dirumuskan :
F ~ x F = k.x
Pada persamaan di atas, k adalah suatu
konstanta perbandingan yang selanjutnya disebut konstanta gaya pegas. Nilainya berbeda
– beda untuk jenis pegas yang berbeda.
Dari persamaan tersebut diperoleh
k =
Dimana :
k =
konstanta gaya pegas (N/m)
F = gaya
(N)
x =
pertambahan panjang pegas (m)
Contoh Soal 1
Contoh Soal 2
SUSUNANAN PEGAS
Contoh Soal 1
Contoh Soal 2
ENERGI POTENSIAL PEGAS
Diagram F – x yang ditunjukkan
oleh gambar di atas menggambarkan pegas yang ditarik dengan gaya F bertambah
panjang x. Gaya tarik telah melakukan usaha pada pegas yang besarnya sama
dengan luas daerah yang dibatasi oleh garis grafik dan sumbu x.
Usaha = luas OAB
W
= F . x
= (k . x)
W
= k . x
Usaha yang dilakukan oleh gaya tarik sama
dengan energi potensial pada pegas.
Jadi, Ep
= W
Ep =
k.x
Dimana :
Ep =
energi potensial pegas (J)
k =
konstanta gaya pegas (N/m)
x =
perubahan panjang pegas (m)
Contoh Soal
PEMANFAATAN SIFAT ELASTISITAS PEGAS
Sifat elastisitas pegas,
sebagaimana dinyatakan oleh hukum Hooke tidak hanya berlaku pada pegas yang
diregangkan, tetapi berlaku juga pada pegas yang dimampatkan, selama pegas
masih dalam batas elastisitasnya. Sifat elastisitas pegas itu banyak digunakan
dalam kehidupan sehari – hari, misalnya bagian – bagian mesin dan pesawat yang
menggunakan pegas untuk meredam getaran. Contoh lain pemanfaatan sifat elastisitas pegas, misalnya pada neraca pegas
atau dinamometer. Pada alat itu hukum – hukum Hooke benar – benar berlaku. Gaya
berat benda diukur dengan mengamati peregangan pegas yang terdapat di dalam
alat itu.
Gambar
di atas merupakan pemanfaatan pegas pada kendaraan bermotor dan dinamometer.
v
Lab mini
Tujuan :
1. Menjelaskan pengaruh gaya pada sifat
elastisitas bahan
2.
Menemukan hubungan antara
Alat
dan Bahan :
1.
Meja
2.
Penggaris plastik
Rancangan percobaan :
Langkah
percobaan :
1. Meletakkan sebuah penggaris diatas meja
kemudian menjepit dan menggetarkan seperti tampak pada gambar diatas
2. Penggaris tersebut ditarik sedikit
kemudian melepaskannya, amati apa yang terjadi
RANGKUMAN
1. Sifat sebuah benda yang dapat kembali ke
bentuknya semula disebut elastisitas.
2. Jika pada suatu benda, baik yang
berwujud padat, cair, ataupun gas bekerja suatu gaya maka benda tersebut
mengalami perubahan bentuk atau ukuran.
3. Jika gaya
yang diberikan mengakibatkan benda melampaui batas elastisitasnya maka benda
akan putus. Jadi, benda
elastis mempunyai batas elastisitas.
4. Tegangan
atau stress didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya yang bekerja pada
benda dan luas penampang benda. Secara
matematis dirumuskan :
s =
5.
Perbandingan antara pertambahan panjang batang dan
panjang mula – mula disebut regangan atau strain Secara matematis dirumuskan :
Î =
6.
Perbandingan antara tegangan dan regangan benda disebut modulus
elastisitas / modulus Young dan dinyatakan dengan simbol E. Dirumuskan :
E =
7. Hukum Hooke,’’
Pada daerah elastisitas, besar
Latihan Soal
Jawablah
pertanyaan – pertanyaan di bawah ini dengan benar !
- Jelaskan
dan berikan contoh dari pemanfaatan sifat elastisitas pegas !
- Bagaimana
hubungan antara pertambahan panjang dengan gaya yang diberikan pada benda
? Jelaskan !
- Sebuah beban sebesar 6,0
kg digantungkan pada seutas kawat logam yang panjangnya 60 cm dan
diameternya 0,1 cm. Akibatnya kawat memanjang sejauh 0,025cm. Hitunglah
regangannya !
- Sebuah
pegas yang tergantung pada statif mula – mula panjangnya 20 cm. Kemudian
ujungnya digantungkan beban 2 kg, ternyata panjang pegas menjadi 25 cm. Jika
g = 10 m/s2, berapa besarnya konstanta pegas ?
- Kawat
tembaga panjangnya 60 cm memiliki luas penampang 2 mm2. Kawat
tersebut diregangkaan oleh gaya 3,2
N. Apabila modulus Young kawat tersebut 12 x 1011
dyne/cm, berapa peregangan kawat tersebut ?
- Sebuah pegas jika diberi beban 200 gr, panjangnya
14,0 cm. Jika diberi beban 30
gr, panjang pegas menjadi 16,0 cm. Berapa panjang pegas tersebut
jika diberi beban 45 kg ?
7.
Sebuah beban sebesar 6,0 kg digantungkan pada seutas
kawat logam yang panjangnya 60 cm dan diameternya 0,1 cm. Akibatnya kawat
memanjang sejauh 0,025cm. Hitunglah tegangannya !
8. Sebuah
batang baja berbentuk silinder akan digunakan sebagai pilar suatu bangunan.
Silinder baja tersebut memiliki panjang 4 m, jari – jari penampang 5 cm, dan
modulus elastiknya 1,9 x 10 N/m
. Jika
silinder baja tersebut harus mampu menopang beban seberat 100 ton, berapa
pemendekan silinder baja yang terjadi ?
9. Sebuah kawat tembaga luas penampangnya 2
mm dan panjangnya 50 cm. Kawat diregangkan dengan
gaya 60 N. Jika modulus Young tembaga 12 x 10
N/m
, berapa
pertambahan panjang kawat ?
10. Sebuah
pegas memiliki konstanta pegas sebesar 400 N /m, ditarik dengan gaya 20 N.
Berapa besar energi potensial pegas tersebut ?
I.
TUJUAN
Menentukan
hubungan antara gaya yang meregangkan sebuah pegas dengan pertambahan
panjangnya (konstanta pegas).
II. TEORI
Sebuah pegas jika ditarik atau ditekan dengan sebuah gaya
tertentu akan memanjang atau memendek. Hukum Hooke menyatakan bahwa perubahan
panjang pegas ini sebanding dengan gaya yang diberikan. Secara matematis dapat
dituliskan :
F= k.x ……….. (1)
F
: gaya yang diberikan pada pegas (N).
k
: konstanta gaya pegas (N/m).
x
: perubahan panjang pegas (m).
Gambar 1 menunjukkan suatu pegas yang digantungkan dan diberi
beban bermassa m. Jika ditarik ke bawah kemudian dilepas maka beban m akan
bergerak bolak-balik disekitar titik setimbang (asalkan gaya F yang diberikan
tidak melampaui batas elastisitas pegas). Hal ini disebabkan adanya gaya
pemulih F=-k.x, yaitu gaya yang berusaha mengembalikan beban m pada kedudukan
setimbangnya.
Gaya pemulih F besarnya sebanding dengan perubahan panjang x
dan arahnya selalu berlawanan dengan arah perubahan panjang pegas tersebut.
Dengan menggunakan hukum II Newton, persamaan gerak beban m tersebut dapat
dituliskan sebagai :
Sehingga
diperoleh suatu persamaan :
……………… (2)
T : periode getaran (s).
m : massa
beban yang bergetar (kg).
k : konstanta gaya pegas (N/m).
III. ALAT-ALAT YANG DIBUTUHKAN
1. Pegas dan statip.
2. Mistar.
3. Stopwatch.
4. Beban.
5. Neraca.
IV. PELAKSANAAN PERCOBAAN DAN PENGAMATAN
1. Siapkan alat-alat
yang akan digunakan.
2. Gantungkan pegas
pada statip, kemudian ukur panjang pegas ().
3. Beri beban bermassa
m pada ujung pegas yang bebas dan ukur panjang pegas (), kemudian getarkan pegas dan ukur 10 periode (10T).
4. Ulangi percobaan 3
dengan menggunakan massa beban yang berbeda sebanyak 5 kali.
5. Ulangi percobaan
di atas dengan menggunakan pegas yang lain.
6. Catat percepatan
gravitasi bumi laboratorium fisika.
7. Catat nst alat
ukur yang digunakan pada percobaan.
VI. PERHTTUNGAN
UNTUK MENCAPAI TUJUAN
1. Tentukan konstanta
pegas (k) berdasarkan persamaan (1)
dan (2)
2. Buat grafik F
terhadap x dan tentukan harga k dengan menggunakan grafik tersebut.
3. Bahaslah
sumber-sumber kesalahan yang mungkin terjadi pada percobaan ini.
4. Beri kesimpulan
dari hasil perhitungan dan pengamatan pada percobaan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar